
Makna Angpao dan Tradisi Memberikannya di Imlek
Halo, Greeners! 🎉
Siapa di antara kalian yang selalu menantikan momen menerima angpao saat Imlek? Amplop merah ini memang menjadi salah satu simbol paling khas dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Tidak hanya anak-anak, tapi orang dewasa yang belum menikah pun ikut menantikannya. Namun, tahukah Greeners bahwa di balik angpao terdapat makna mendalam dan sejarah panjang yang berkaitan dengan budaya Tionghoa?
Nah, dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas asal-usul, makna, dan aturan dalam memberikan angpao di Imlek. Yuk, simak sampai akhir!
Asal-Usul dan Makna Angpao
Kata “angpao” berasal dari bahasa Hokkien, di mana ang berarti merah dan pao berarti amplop atau paket. Jadi, secara harfiah, angpao adalah “amplop merah”. Dalam budaya Tionghoa, warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan energi positif.
Tradisi memberikan angpao saat Imlek sudah ada sejak zaman Dinasti Qin (221-206 SM). Saat itu, orang tua memberikan koin yang diikat dengan benang merah kepada anak-anak sebagai simbol perlindungan dari roh jahat dan harapan agar mereka tumbuh dengan sehat dan bahagia. Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi pemberian uang dalam amplop merah seperti yang kita kenal sekarang.
Menurut kepercayaan Tionghoa, angpao juga berfungsi untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi penerimanya. Memberikan angpao bukan hanya sekadar berbagi rezeki, tetapi juga menyampaikan harapan agar penerima mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di tahun yang baru.
Siapa yang Memberi dan Menerima Angpao?

Dalam tradisi Imlek, pemberian angpao memiliki aturan yang cukup jelas. Umumnya, angpao diberikan oleh:
✅ Orang yang sudah menikah kepada mereka yang belum menikah, terutama anak-anak dan remaja. Dalam budaya Tionghoa, pernikahan dianggap sebagai tanda kedewasaan dan kemapanan finansial.
✅ Orang yang lebih tua kepada yang lebih muda sebagai bentuk doa dan harapan baik.
✅ Majikan atau atasan kepada karyawan mereka sebagai bentuk apresiasi dan doa agar tahun yang baru membawa lebih banyak keberuntungan dalam pekerjaan.
Namun, dalam beberapa keluarga modern, aturan ini bisa lebih fleksibel. Kadang-kadang, orang dewasa yang belum menikah pun bisa memberikan angpao kepada keponakan atau sepupu yang lebih muda.
Aturan dan Etika dalam Memberikan Angpao
Meskipun terlihat sederhana, ada beberapa aturan penting dalam pemberian angpao. Greeners perlu tahu bahwa ada pantangan dan kebiasaan yang harus diperhatikan, agar pemberian angpao membawa keberuntungan dan bukan sebaliknya.
✅ Gunakan Amplop Merah
Warna merah dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. Jangan gunakan amplop dengan warna hitam atau putih, karena warna tersebut sering dikaitkan dengan duka cita atau pemakaman.
✅ Hindari Nominal dengan Angka 4
Dalam budaya Tionghoa, angka 4 dianggap sial karena pengucapannya mirip dengan kata “mati” dalam bahasa Mandarin (si – 四). Oleh karena itu, hindari memberikan uang dengan nominal yang mengandung angka 4, seperti 40.000 atau 400.000.
✅ Pilih Nominal dengan Angka Genap
Angka genap lebih disukai karena dianggap membawa keberuntungan dan keseimbangan. Sebaliknya, angka ganjil sering dikaitkan dengan kesedihan atau pemakaman.
✅ Berikan dengan Dua Tangan
Ketika memberikan atau menerima angpao, sebaiknya gunakan kedua tangan sebagai tanda hormat. Ini adalah bagian dari etika dalam budaya Tionghoa.
✅ Jangan Membuka Angpao di Depan Pemberi
Sebagai bentuk sopan santun, penerima angpao sebaiknya tidak langsung membukanya di depan pemberi. Ini menunjukkan rasa terima kasih tanpa membuat situasi terasa canggung.
Makna di Balik Pemberian Angpao
Banyak yang mengira bahwa angpao hanya sebatas pemberian uang, tetapi sebenarnya tradisi ini lebih dari itu. Makna pemberian angpao antara lain:
🌟 Simbol Berkah & Keberuntungan
Pemberian angpao adalah bentuk harapan agar penerima mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan di tahun yang baru.
🌟 Bentuk Rasa Syukur
Bagi pemberi, angpao adalah ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diterima sepanjang tahun sebelumnya.
🌟 Penghormatan kepada yang Lebih Muda
Di dalam budaya Tionghoa, memberikan angpao kepada anak-anak atau yang lebih muda adalah bentuk kasih sayang dan kepedulian.
🌟 Tradisi Kebersamaan Keluarga
Imlek bukan hanya tentang makanan dan perayaan, tetapi juga momen untuk berkumpul dan mempererat hubungan keluarga.
Tradisi Angpao di Berbagai Negara
Meskipun angpao berasal dari budaya Tionghoa, tradisi ini juga diterapkan di beberapa negara dengan modifikasi tertentu.
🇰🇷 Korea Selatan – Disebut sebaetdon, angpao diberikan setelah anak-anak melakukan salam hormat kepada orang tua dan kerabat yang lebih tua.
🇯🇵 Jepang – Disebut otoshidama, angpao diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak sebagai hadiah tahun baru.
🇻🇳 Vietnam – Disebut li xi, masyarakat Vietnam juga memiliki tradisi serupa dengan angpao yang diberikan kepada anak-anak dan orang tua.
Kesimpulan
Tradisi memberikan angpao saat Imlek bukan hanya soal berbagi rezeki, tetapi juga menyampaikan doa dan harapan baik untuk masa depan yang lebih sukses dan sejahtera. Makna di balik amplop merah ini adalah kebersamaan, kepedulian, serta keberuntungan di tahun yang baru. Jadi, saat Greeners menerima atau memberikan angpao tahun ini, ingatlah bahwa ini lebih dari sekadar tradisi—ini adalah simbol harapan akan masa depan yang lebih cerah!

Nah, bicara soal keberuntungan, Green Academy juga punya kejutan spesial buat Greeners di Tahun Baru Imlek ini! 🧧✨ Untuk setiap pendaftaran kelas di Green Academy selama periode Imlek, Greeners bisa mendapatkan Angpao Cashback 50% dan Free Workshop senilai 1 juta rupiah.
Jangan sampai ketinggalan kesempatan emas ini untuk upgrade skill, memperluas peluang karier, dan mempersiapkan masa depan yang lebih cerah! 🚀🔥
Gong Xi Fa Cai! 🎊🎉
Baca juga: Budaya Tahun Baru Lunar di Korea: Tradisi yang Sarat Makna dan Kehangatan